Politics of Spider-Verse: Leviathan O’Hara and Systemic Anarchy of the Multiverse?

Rijalul Haq Fadhlurrahman
6 min readJul 16, 2023

--

Generated AI-based image of Thomas Hobbes as Spider-Man 2099 (Miguel O'Hara) by Rijalul Haq Fadhlurrahman in July 16th, 2023

Konten ini dibuat sepenuhnya untuk konten riset dan pemasaran produk event di lembaga diskusi HI.Directions FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode Kepengurusan 2023–2024 untuk pengembangan analisis pada mata kuliah Pemikiran Politik Barat, Teori Hubungan Internasional, dan kegiatan Directions Mentoring 2023. Segala hak intelektual tulisan ini milik penulis dan lembaga diskusi HI.Directions.

Menurut gua, Spider-Man 2099 (Miguel O’Hara) bisa disebut sebagai salah satu karakter paling realis atau pemimpin yang Leviathan di film Spider-Man: Across The Spider-Verse seperti yang digambarkan oleh Thomas Hobbes di bukunya “Leviathan”.

Kondisi multiverse di Spider-Verse pun dapat dikatakan memiliki sifat anarki secara sistemik sebagaimana yang dideskripsikan oleh konsep anarki internasional pada teori neorealisme HI jika kita ibaratkan universe layaknya negara.

SPOILER ALERT! Okay... Let’s do this one last time. 🕷️

My name is Miguel O’Hara, I am Spiderman 2099, and I don’t want YOU to disrupt the canon event. 🕸️

Kurang lebih secara kultur populer, kita mengenal O’Hara ini sebagai ‘sipaling canon event’ lah yaa…

Miguel O’Hara atau yang dikenal sebagai Spiderman 2099 merupakan salah satu tokoh antagonis sekunder (setelah The Spot) dari Earth-928 di film Spider-Man: Across the Spider-Verse.

Dengan menggunakan kekuatan dan otoritasnya, O’Hara mengorganisasikan dan mengumpulkan semua Spider-Man (yang secara sekelompok disebut sebagai Spider-People) dari berbagai universe ke dalam kelompok Spider Society dengan tujuan untuk menjaga alur waktu Spider-Verse sesuai dengan linimasa atau timeline nya.

Hal ini dikarenakan setiap universe di Spider-Verse saling terhubung dengan adanya multiverse: jikalau timeline salah satu universe Spider-Man terganggu, maka universe Spider-Man lainnya yang berseberangan ikut terganggu.

Oleh karena itu, tidak boleh ada sama sekali individu manapun yang dapat merusak peristiwa kanon (peristiwa yang hakekatnya secara timeline sudah alamiah teratur) atau istilahnya ialah canon event.

Meskipun begitu, O’Hara merasa sangat terganggu dengan aktivitas Miles Morales, yang menurut O’Hara, aktivitas tersebut justru akan merusak canon event sehingga membahayakan alur timeline. Aktivitas tersebut adalah upaya Morales untuk menyelamatkan ayahnya, yaitu Jefferson Davis yang terancam terbunuh ketika sedang naik pangkat di kepolisian, setelah Morales mendapatkan penglihatan masa depan yang diberikan oleh ‘monster lubang’ The Spot, musuh utama Morales di film.

Dengan begitu, menurut O’Hara, Morales harus pasrah dan terima (ikhlas) dengan canon event yang secara alamiah terjadi di universe nya, sehingga timeline multiverse tidak saling terganggu antar satu universe dengan yang lainnya.

Gak cuma O’Hara yang merasa terancam, tapi Spider-People di dalam Spider Society pun ikut menghajar Morales karena merasa takut universe nya hancur akibat tingkah laku Morales!

Realisme Karakter Leviathan Spider-Man 2099 dan Sistemik Kelompok Spider-Society: Power, Order, and Security

Dengan cerita tersebut, pertama, gua mengargumentasikan kalau kita bisa aja mengaitkan sifat dan karakter Spider-Man 2099 dengan pemikiran filosofis realisme politik kenegaraan Thomas Hobbes tentang Leviathan di level analisis individu dan unit (domestik/negara).

Nah, pelan-pelan nih ya, kita bakal tenggelam ke dalam samudera pengetahuan politik realisme.

Dari level analisis unit, menurut Hobbes, agar negara dapat mencapai kepentingan nasionalnya, maka negara haruslah bertindak layaknya seperti monster Leviathan—monster yang sekali kita lihat saja, kita bakalan takut terbirit-birit.

Hal ini bertujuan agar negara mampu menciptakan ketertiban (order) dan kepatuhan (obedience) dengan maksimal di dalam sebuah masyarakat.

Inilah yang pada level analisis individu, Hobbes berpikir demikian dikarenakan menurut Hobbes sifat alamiah manusia merupakan keji, rakus, dan egois: manusia merupakan homo homini lupus (manusia adalah serigala bagi sesama manusia lainnya) dalam kondisi anarki.

Sehingga, hal ini yang baru masuk akal, kalau masyarakat yang ideal adalah masyarakat yang hidup di kondisi tidak absennya peran negara yang secara status quo bertindak layaknya Leviathan.

Maka dari itu, negara ataupun pemimpin yang Leviathan haruslah menggunakan kekuatan (power) dan otoritasnya (authority) dalam melaksanakan kepentingan nasional dari segala lini, khususnya kepada masyarakatnya.

Secara kondisi kontrak sosial negaranya, dengan begitu masyarakat haruslah memberikan semua haknya kepada negara.

Tidak peduli dengan moralitas, kebaikan, ataupun kepentingan individu: yang paling diutamakan adalah kepentingan negara, legitimasi power, serta order dan obedience.

Filosofi politik realisme Hobbes pun lebih lanjut dikembangkan oleh H.J. Morgenthau dalam pandangan bahwasanya moralitas paling utama dalam politik internasional adalah kepentingan nasional, bukan kepentingan universal.

Inilah yang membentuk kerangka filosofi politik realisme untuk memandang bahwasanya negara akan selalu mengupayakan dengan cara apapun untuk bertahan hidup (survivalism).

Selanjutnya, argumen kedua, gua mengargumentasikan bahwasanya kita bisa saja analisis secara sistemik bahwasanya interaksi setiap universe di multiverse Spider-Verse bersifat terstruktur secara anarki. The anarchy system is happening in the multiverse.

Kalau kita lihat, secara perkembangan disiplin realisme HI, politik realisme pun bergeser dari metodologinya klasik realisme Morgenthau dan Hobbesian menjadi menganut behavioral dalam teori neorealisme (strukturalisme realisme).

Teori ini menyatakan kondisi anarki politik internasional itu tersistem ataupun terstruktur akibat kondisi distribusi kekuatan (distribution of power) antara aktor-aktor negara, sehingga memungkinkan terjadinya dilema keamanan (security dilemma)—sebagaimana konsep pengembangan Mearsheimer dengan kerangka John H. Herz —apabila relasi power satu aktor negara kepada negara lainnya bersifat tidak simetris pada kondisi perimbangan kekuatan (balance of power/BOP) tidak tercapai (contoh: kekuatan militer negara A lebih besar daripara negara B sehingga negara B mengalami dilema keamanan dan BOP tidak tercapai).

Spider-Man 2099 as the Leviathan Politician and Systemic Anarchy is Happening in Spider-Verse Multiverse?

Jika kita analisis lebih jauh korelasi film dengan pemikiran Leviathan Hobbesian dan sistem anarki neorealisme HI, pertama, kalau kita lihat, O’Hara pun dapat kita sebut sebagai pemimpin yang Leviathan dalam multiverse Spider-Man. Hal ini dikarenakan O’Hara sebagai pemimpin lebih mengutamakan kepentingan kelompok yang luas, yaitu Spider Society, dibandingkan kepentingan individu.

Hal ini dikarenakan kepentingan kelompok Spider Society adalah menciptakan order di dalam multiverse, sehingga tujuannya yaitu canon event dan timeline multiverse yang saling terhubung ini dapat terjaga dengan baik.

Karakter realisme O’Hara pun juga bisa kita lihat dengan sifat O’Hara yang berjanji akan menghukum individu manapun, dan dari universe manapun, yang akan mengancam untuk mengganggu canon event dan timeline multiverse, sehingga semua Spider-People harus patuh (obey) kepada authority O’Hara sebagai pemimpin Spider Society.

Secara kontrak sosial pun, mayoritas masyarakat Spider-People memberikan kepasrahan dan konsennya terhadap kondisi dimana salah satu orang tersayangnya meninggal dunia (misalnya Uncle Ben, Aunt May, dan MJ di Trio Multiverse Spider-Man: No Way Home), sehingga banyak yang menyetujui untuk sepakat terhadap hukum Spider-Society dimana canon event tidak boleh dirusak demi terjaganya alur timeline. Adapun relasi konsen Spider-People dalam pembahasan lainnyaa dapat kita jelaskan dengan konsep hegemoni politik Antonio Gramscin pada kesempatan lain.

Kedua, adanya struktur/sistem anarki pada interaksi universe-universe Spider-Man yang saling terhubung di dalam multiverse Spider-Man akibat ancaman Morales untuk memicu terganggunya canon event.

Hal ini dikarenakan adanya security dilemma yang dialami oleh mayoritas Spider-People akibat tingkah laku Morales yang ingin menyelamatkan ayahnya, yang alhasil kaburnya Morales dari penahanan Spider Society memaksakan Spider People untuk menangkap kembali Morales agar tidak menyelamatkan ayahnya.

Karena, kepetingan masyarakat Spider Society akan terganggu, jika Morales menyelamatkan ayahnya. Universe-universe Spider-People akan terancam hancur apabila Morales memicu terganggunya canon event dan membuat timeline menjadi rusak.

Sinkron dan berlanjutnya timeline serta terawatnya canon event adalah satu-satunya keamanan (security) yang harus dijaga oleh semua Spider-People di dalam Spider-Society, sehingga Morales dari Earth-1610B merupakan ancaman nyata bagi setiap universe.

Referensi dan Bahan Bacaan :

Hadiwinata, Bob Sugeng. Studi Dan Teori Hubungan Internasional. Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2017.

Hobbes, Thomas. Leviathan or The Matter, Forme and Power of a Common Wealth Ecclesiasticall and Civil. Aegitas, 2016.

Morgenthau, Hans Joachim. Politics among Nations. New York : A.A. Knopf, 1948.

Titan. Spider-Man Across the Spider-Verse The Official Movie Special Book. Titan Books (US, CA), 2023.

Next bakal lebih lanjut bahas kritik Rousseau dan konsep values di artikel satu ini. So, stay tune!

--

--

Rijalul Haq Fadhlurrahman
Rijalul Haq Fadhlurrahman

Responses (1)